met berkunjung

Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang

29 November 2010

Danau Karo



Berada kurang lebih 500 meter diatas permukaan laut.Danau ini berada diantara bukit bukit yang sudah gundul di sisi barat Pulau Obi Kecamatan Obi Kabupaten Halmahera Selatan Maluku Utara.. Minggu yang cerah di Awal November.2010.Perjalanan dimulai dari desa Kawasi melalui jalan hauling eks perusahaan kayu yang pernah membuka usaha ditempat ini 10 tahun lalu.Cukup nyaman dan masih tergolong baik untuk sebuah jalan yang berada ditengah hutan. Lama perjalanan sekitar 1 jam dengan Mitsubishi Triton 4 WD ,yang kemudian diteruskan dengan berjalan kaki menuruni bukit,karena jalan sudah tidak bisa di lalui dengan kendaraan lagi.Pehonan besar sudah tidak bisa ditemui lagi disini,kalupun ada mungkin bisa dihitung dengan jari..itupun kondisinya sudah kering dan siap tumbang.Tak ada daun,hanya sekelompok benalu diantara cabang dan rantingnya. Perjalanan turun menuju Danau Karo dengan berjalan kaki ini amat melelahkan.Semak belukar dengan tumbuhan pakisnya yang setinggi hampir 2 meter..menghadang langkah kaki,belum lagi sisa sisa pohon tumbang sisa kebakaran 5 tahun lalu yang melintang dijalan yang kami buat. Ya..jalan itu kami buat dengan menerobos semak hanya dengan sebuah parang atau golok. Cukup berat medannya,untung saja ada anggota team,Arman yang berasal dari desa terdekat,yang masih sedikit ingat jalur menuju danau tersebut. Sekitar 2 jam untuk sampai ketepi danau tersebut karena harus memutar,mencari tepi danau yang tidak ditumbuhi tumbuhan rawa yang tumbuh disepanjang tepi danau. Danaunya cukup indah dengan latar belakang bukit bukit hijau dan gundul yang membentenginya.Ada sebuah pulau ditengah tengahnya.Menurutnya cerita teman kami Arman,dulunya pulau tersebut bisa bergerak dan berpindah pindah. Tidak besar memang,mungkin sekitar 200 meter persegi.banyak pohon besar yang tumbuh disitu.Mungkin karena itulah saat ini pulau tersebut saat ini tidak bergerak lagi.Sudah berat mungkin atau akar pohon tersebut sudah tertanam didasar danau.
Konon katanya,pada saat terjadi kerusauhan yang berbau SARA melanda daerah ini. Pulau tersebut pernah menjadi tempat berlindung empat kepala keluarga dan menetap sementara di pulau terapung tersebut dengan hanya sebuah perahu kecil sebagi sarana transportasinya.
Gak terbayang bagaimana susahnya saat itu.karena untuk mencapai danau tersebut dengan berjalan kaki saja,capenya sudah gak kebilang,apalgi membawa perahu ke tengah2 hutan ini.
Juga menurut teman kami,yang asli penduduk daerah ini,danau ini ada buayanya.Tepi danau ini juga pernah dijadikan temapat beristirahat para pencari burung Nuri,yang sudah semakin jarang ditemui.
Anda berminat mengunjungi danau ini..? Siapkan mental dan fisik anda sebelumnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hubungi via :