met berkunjung

Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang

07 Desember 2010

Mempersiapkan hari tua

Fhoto disamping ini..bukan fhoto gw...ini fhoto gak tau siapa ,yang diambil saat gunung Merapi lagi ngambek bulan November 2010 kemarin..Tapi gw kepengen kayak orang tua di fhoto ini..tetap semangat and energik..Olahraga ringan dengan sepeda spot..menikmati udara desa yang masih bersih and segar..Cuma..he..he..gayanya kerenan dikit kalii..masa pake celana pendek,terus rambutnya plontos kaya gitu...yeee.
Gw mau cerita sedikit ttg mempersiapkan hari tua...tapi bukan secara ekonomi atau financial..kapan kapan aja itu sich..
Begini..
Mati adalah berpisahnya antara ruh dan jasad dari suatu makhluk yang bernyawa. Bagi seorang muslim tidaklah penting membahas masalah kematiannya, tapi yang lebih penting adalah BEKAL APA yang sudah kita persiapkan sesudah kematian. Di hari kiamat nanti, yang akan ditimbang hanya pahala. Apakah kita lebih banyak pahalanya atau dosanya. Surga hanya bisa dimasuki hanya dengan bekal pahala yang lebih banyak daripada dosa kita. Kita jangan terlena hidup di dunia ini, hidup kita pasti akan diakhiri dengan yang namanya ajal. Coba kita renungkan, jika menjelang tidur planning apa yang sudah kita persiapkan? Apakah rencana besok kita siap hidup atau siap mati? Padahal gak sedikit orang yang malamnya tidur dan ternyata paginya tidak bangun-bangun lagi. ..nah lu..Kadang kita sering terjebak dengan sesuatu yang gak pasti; kita persiapkan tabungan untuk hari tua, asuransi, pensiunan dan lain-lain dengan tujuan supaya usia tua kita tidak melarat, padahal itu semua belum pasti. Jujur saja, 90% persen kita di sini pasti punya rekening bank, 60% punya tabungan, 40% punya deposito, 90% punya rumah, 40% punya property lainnya apakah tanah atau rumah kedua. Semua diatur rapi di rencana untuk jaga-jaga persiapan HARI TUA nanti....Weeee..mantaaff

Iseng iseng..Yo coba kita review kembali doa yang biasa kita bacakan menjelang tidur, kita sering berkata: "Bismika Allahumma ahya wa bismika ammut" Artinya : dengan menyebut nama-Mu Ya Allah aku hidup dan aku mati. Ketika membaca do'a itu, kita yakin semua disini hafal do'a itu, tetapi apakah semua kita PAHAM arti dan makna pesan dari do'a itu? Dalam doa tersebut sebetulnya ada satu pesan supaya kita balance dalam persiapan hidup dan persiapan mati untuk hari esok atau dengan kata lain imbang untuk persiapan bekal HARI TUA DAN BEKAL KEMATIAN.
Tapi bila kita lihat kepastiannya, MATIlah yang lebih PASTI dari pada masih bisa hidup pada esok hari. Inilah mungkin yang sering kita lupakan.
Al-Ghazali pernah ditanya oleh seseorang : "Wahai tuan apa yang semakin hari semakin mendekat dalam kehidupan ini?" Jawab Al-Gazali: "Yang kian hari kian mendekat dalam kehidupan ini adalah kematian". Allah banyak sekali mengingatkan kita tentang orang yang menyesal karena saat kematian tiba bekal yang dibawanya merasa tidak cukup dan merengek kepada Allah supaya jangan dulu dimatikan atau dikembalikan lagi ke dunia (QS Al-Munafiqun [63] ayat 8-11). Rasul Muhammad SAW sering mengingatkan bahwa orang yang paling smart/cerdas adalah orang yang banyak mengingat kematian dan mempersiapkan BEKAL untuk itu.

BEKAL KEMATIAN lebih penting daripada BEKAL HARI TUA".
SUDAH cukupkah BEKAL kita untuk menjemput kematian kita yang PASTI akan tiba??? Buat apa deposito bank nanti? Apakah kita akan juga menikmatinya, apakah aku juga akan sampai pada HARI TUA yang rata-rata dengan apiknya kita persiapkan?
...TERNYATA MEMANG BENAR BAHWA MEMPERSIAPKAN BEKAL KEMATIAN LEBIH PENTING DARIPADA MEMPERSIAPKAN HARI TUA YANG BELUM TENTU KITA AKAN SAMPAI PADA USIA HARI TUA ITU.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hubungi via :