Renungan Akhir Tahun II
Sudahkah kita mengingat semua perbuatan – baik dan
buruk – yang telah di lakukan selama ini? Sudahkan kita mengingat
kematian yang pasti datang menjelang?
Dan sudahkah kita mengingat
akherat, yang pastinya akan menjadi tempat kita untuk kembali?
Renungkanlah..
Karena hanya
sedikit sekali kita ini mengingat akherat daripada perhatian kita terhadap
duniawi.
Kadang kita terlalu mempedulikan dunia ini dan terus saja larut dalam senda guraunya, sehingga dengan mudahnya mengabaikan semua kepentingan kita nanti di akherat.
Padahal Rasulullah SAW telah mengingatkan dalam sabdanya:
Kadang kita terlalu mempedulikan dunia ini dan terus saja larut dalam senda guraunya, sehingga dengan mudahnya mengabaikan semua kepentingan kita nanti di akherat.
Padahal Rasulullah SAW telah mengingatkan dalam sabdanya:
“Ingatlah akan akherat! Sebab kalian telah lari dari mengingatnya dan lebih mencintai ajilah (duniawi)”.
Sungguh... cepat atau lambat diri kita akan berpisah dengan segala yang
kita senangi dari dunia ini. Meninggalkan semua tanpa kita
bisa berbuat apa-apa. Bahkan apa yang selama ini kita banggakan dan
kuasai akan secara paksa di rampas dari kita.
Sebagai gantinya, kita pun mati berkalang tanah di liang kuburan.
Sebagai gantinya, kita pun mati berkalang tanah di liang kuburan.
Sehingga Imam Ali RA pernah
berkata:
“Mengingat akhirat merupakan obat dan kesembuhan, sedangkan mengingat dunia merupakan penyakit paling parah”.
Dan ini sejurus dengan
sabda Rasulullah SAW, berikut ini (HR. Ali bin Abi Thalib RA) :
“Barangsiapa sering mengingat akhirat, niscaya maksiatnya berkurang”
Sadarlah , janganlah kita terus disibukkan dengan
perkara dunia ini,hingga membuat kita lalai
terhadap kewajiban kita. Didalam hati dan pikiran kita hanya ada syahwat
dan kenikmatan duniawi, terus mengumpulkan kekayaan dan hanya ingin
terkenal di hadapan manusia. Padahal itu hanya akan membuat kita kian
terhina dan celaka di hadapan-Nya.
“Perbanyaklah mengingat sesuatu yang melenyapkan semua kelezatan, yaitu kematian!” (HR. At-Tirmidzi)
Sesungguhnya seorang Mukmin itu adalah orang yang
gemar bekerja keras hingga raganya letih.
Ia terus semangat dalam memenuhi semua kebutuhan hidupnya di dunia. Namun, ia bekerja bukan untuk menumpuk harta kekayaan, tetapi sekedar memenuhi kewajibannya kepada Tuhannya. Pengabdiannya itu hanyalah sebagai upaya dalam menjaga amanah Tuhan – seperti; menjaga tubuh, akidah dan ibadah – dan bukan untuk menuruti hawa nafsu. Sehingga ia memang merasakan letih di dunia ini, tetapi punya harapan besar bahwa di akherat kelak ia pun bisa beristirahat dengan tenang di dalam Syurga-Nya.
Ia terus semangat dalam memenuhi semua kebutuhan hidupnya di dunia. Namun, ia bekerja bukan untuk menumpuk harta kekayaan, tetapi sekedar memenuhi kewajibannya kepada Tuhannya. Pengabdiannya itu hanyalah sebagai upaya dalam menjaga amanah Tuhan – seperti; menjaga tubuh, akidah dan ibadah – dan bukan untuk menuruti hawa nafsu. Sehingga ia memang merasakan letih di dunia ini, tetapi punya harapan besar bahwa di akherat kelak ia pun bisa beristirahat dengan tenang di dalam Syurga-Nya.
Jangan sampaikita menjadi pribadi
yang letih di dunia hanya demi menumpuk kekayaan dan menyenangi maksiat.
Semoga kita senantiasa diberikan kesabaran
dalam menjalani ujian kesenangan dunia ini. Selalu mengingat kematian
dan akherat yang pasti datang demi selalu waspada dari godaan syaitan.
Sebab, tiada keindahan selain hasil mulia dari setiap kesabaran yang di
jalani, yaitu balasan anugerah-Nya atas ketaqwaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar