met berkunjung

Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang

14 Januari 2017

Bandara Halim Perdana Kusuma

Hasil gambar untuk main sepeda di halimJadi...
Iyaa...Baru semalem ngerasain naik pesawat di Landasan Halim.

Ha ha ha..ha..dulu waktu gw kecil,kalo bilang Bandara Halim Perdana Kusuma itu : Landasan...yg kira2 diartiinya tempat turun naeknya pesawat .

Ujung barat Landasan lapangan terbang Halim mmg berada diseputaran Kampung Makasar Jakrta Timur yg jaraknya kalo dari rumah itu gak sampe 1 KM.
Hasil gambar untuk halim perdana kusuma
Jum'at 13 Maret 2017 kemaren adalah kali pertama gw menginjakkan kaki di Bandara Halim Perdana Kusuma karena sejak wara wiri keluar kota pasti melalui Bandara Soekarno Hatta.
Dari rumah ke Bandara Soekarno Hatta itu kalo "super lancar" bisa ditempuh cuma 45 menit ..itupun kalo berangkatnya jam 3 malam.
Tapi kalo lg muacet cet bisa 7 jam sodara -sodara.
Bennnerr...pernah waktu itu saat pulang dari Manado..sampe Jakarta jam 17.00 terus aampe rumahnya jam 00.00 alias jam 12 malam.
Cape nya minta ampun..
 Hasil gambar untuk pagar lapangan terbang lihat pesawatHasil gambar untuk pagar lapangan terbang halim lihat pesawat

Dan kemaren...dari Bandara Halim ke rumah cuma makan waktu 10 menit.
Waaahh..nikmatnya..
Badan gak cape..tetep segar bugar smp rumah.

Balik lagi ke cerita jaman kecil.
Dulu.....kalo main ke Landasan Halim bisa dibagi kategori waktu :
Hasil gambar untuk halim perdana kusuma
I.Main sepeda sama temen2 sebaya sambil cari biji karet
II.Olah raga pagi kalo hari Minggu
III.Pas Bulan Ramadhan...saat setelah Sahur dan saat Ngabuburit

I
Sejarah Bandara Halim Perdana Kusuma
Bandara Halim Perdanakusuma adalah sebuah bandar udara di Jakarta, Indonesia. Bandar udara ini juga digunakan sebagai markas Komando Operasi Angkatan Udara I (Koops AU I) TNI-AU.

Sejarah Ruspau Antariksa tidak bisa melepaskan diri dari sejarah kesehatan Lanud Halim Perdanakusuma yang saat itu masih bernama pangkalan Udara Cililitan. Sejarah dimulai setelah Pangkalan Udara Cililitan diserahkan kepada Pemerintah Indonesia dari Pemerintah Belanda, Pada tanggal 20 Juni 1950. Dengan demikian diserahterimakan juga wewenang Dinas Kesehatan Pangkalan Cililitan dimana LU-II Harsono yang pada waktu itu juga menjabat sebagai Kepala Jawatan Farmasi, Menjadi kepala Kesehatan pertama. selanjutnya pada tahun 1951 Kepala Dinas Kesehatan dijabat oleh LMU-II S. Hadiprayitno. Para dokter yang pernah bertugas di Cililitan tahun 1950 antara lain Mayor Udara dr. Muryawan, LU-I dr. S.I

Hasil gambar untuk halim perdana kusuma

Pada Tanggal 17 Agustus1952 Pangkalan Udara Cililitan diubah namanya menjadi pangkalan udara Halim Perdanakusuma, sehingga otomatis dinas kesehatannya juga menjadi bagian dari Pangkalan Udara Halim Perdana. Pada Tahun 1955 Dinas Kesehatan Pangkalan Cililitan masih berstatus sebagai tempat perawatan sementara yang hanya mempunyai fasilitas Poliklinik umum, Poliklinik Gigi, ruang uji kesehatan awak pesawat dan ruang perawatan berkapasitas tiga belas tempat tidur. pimpinan rumah sakit pada saat itu dijabat dr. Suyoso Soemodimedjo. pada tahun 1956-tahun 1957, Dinas Kesehatan Pangkalan Udara Cililitan mendapatkan alokasi pembangunan rumah sakit, tetapi kemudian sempat berhenti dan terlambat penyelesaiannya karena terjadi sanering mata uang rupiah, setelah bangunan fisik selesai, rumah sakit terdiri dari perkantoran, apotik, laboratorium, Asrama perawat, pergudangan dan ruang perawatan dengan kapasitas 60 Tempat tidur. Sekarang, bangunan ini masih dapat kita saksikan segagai bangunan lama Ruspau Antariksa. Selanjutnya Rumah Sakit ini berada dibawah kendali Gugus Kesehatan 502

Pada masa perang kemerdekaan, Halim Perdanakusuma dan Opsir Iswahyudi mendapat tugas untuk membawa pesawat tempur yang baru dibeli. Pesawat itu sendiri berada di Muangthai (Thailand). Untuk mempelajari pesawat tempur yang sebelumnya merupakan pesawat angkutan itu, Halim hanya membutuhkan waktu selama kurang lebih 5 hari. Tapi dalam buku sejarah yang dikeluarkan Mabes TNI AU itu, tidak tersebutkan negara mana yang membuat pesawat tersebut.

Dari Thailand pesawat menuju ke Indonesia. Namun malang, pesawat itu tak kunjung sampai. Diperkirakan, pesawat itu terjatuh di kawasan pantai selat Malaka. Tak lama kemudian, nelayan menemukan sosok mayak yang terdampar di kawasan pantai. Dan saat itu kodisi jenazah sangat sulit diidentifikasi. Namun akhirnya jenazah itu diduga merupakan jenazah Halim Perdanakusuma. Sedangkan jenazah Iswahyudi hingga kini belum diketemukan.

Sebagai tanda penghargaan, keduanya dijadikan pahlawan nasional Indonesia dan nama Halim Perdanakusuma diabadikan sebagai Bandara Pangkalan TNI AU di Jakarta Timur sedangkan Iswahyudi diabadikan sebagai Pangkalan TNI AU di Madiun.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hubungi via :