Bantimurung
merupakan salah satu destinasi wisata terbaik di Sulawesi Selatan. Iya,
berbagai jenis keindahan dan pesona alam yang di tawarkan pada obyek
wisata Sulawesi ini. Diantaranya, penangkaran kupu-kupu, goa, cagar alam
dan yang paling terkenal adalah pesona air terjunnya.
Air terjun di kawasan ini mengalir di
antara tebing-tebing karst. Karst adalah sebuah bentuk formasi
pegunungan yang diakibatkan dengan adanya kumpulan bebatuan kapur.
Kawasan karst Bantimurung Bulu Saraung ini, merupakan kawasan karst
terluas kedua di dunia.
Di kawasan tersebut ada karst yang berdiri sendiri dan adapula yang berjejer dengan membentuk kelompok-kelompok pegunungan.
Namun, yang paling menakjubkan adalah
salah satu karst yang menjulang ke atas menyerupai sebuah tower sehingga
ia dikenal dengan tower karst. Semuanya merupakan pahatan-pahatan alam
yang sungguh luar biasa.
Nah, dari atas karst itulah mengalir air
terjun setinggi sekitar 20 meter dengan lebar 15 meter. Airnya yang
jernih dan sejuk terus meluncur dengan derasnya sepanjang tahun. Di
bawah cucuran air terjun, terdapat permandian dari landasan batu kapur
yang tidak terlalu dalam. Tak heran, pengunjung terkadang lupa waktu
ketika berada di tempat ini.
Air terjun yang berada dalam areal Taman Nasional Bantimurung
itu awal mulanya dipopulerkan oleh Alfred Russel Wallace, seorang
naturalis dan kolektor asal inggris. Pada tahun 1919, ia menjadikan gua
mimpi dan gua batu tersebut sebagai daerah konservasi.
Di areal tersebut terdapat sekitar 268
gua. Leang leaputte menjadi gua yang terdalam dengan kedalaman 260 meter
sedangkan yang terpanjang adalah gua Salukan Kallang dengan panjang
diperkirakan mencapai 27 kilometer. sayang, gua-gua tersebut masih
kurang familiar dibandingkan dengan gua batu dan gua mimpi.Menurut
sejarah, awalnya gua tersebut adalah tempat bertapa dan kediaman Karaeng
Toakala atau raja Bantimurung. Dan salah satu tempat menuju goa
terdapat sebuah makam yang di percaya milik raja Bantimurung.
Bahkan, Alfred Rassel Wallase, pernah
menyempatkan diri tinggal di kawasan ini selama kurang lebih satu tahun
(1856-1857) untuk meneliti 150 spesies kupu-kupu yang tergolong langka
itu. Dan penjajah Belanda pernah menjuluki tempat ini sebagai “Kingdom
of Butterfly”.
Demi menjaga kelestariannya, pengelola
Taman Nasional Bantimurung mengelola penangkaran kupu-kupu sejak tahun
2005 di areal seluas 2 hektar.Keanekaragaman pesona alam di Taman
Nasional Bantimurung tersebut adalah aset yang perlu untuk tetap dijaga.
Partisipasi dan keterlibatan semua pihak adalah faktor utama demi
menjadikan Bantimurung tetap lestari.
Lokasi
Berdasarkan letak geografis, Taman
Nasional Bantimurung berada sebelah utara kota Makassar, sekitar 50
kilometer dari kota Makassar dan 20 kilometer dari Bandara Hasanuddin
Makassar. Tepatnya, Kecamatan Bantimurung,Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.
Obyek wisata Sulawesi Selatan ini dapat
dicapai dengan menggunakan angkutan umum (Pete-pete) ataupun mobil
pribadi dari Kota Makassar, yang sekira 1 jam perjalanan. Tapi, jika
pengunjung mengakses dari Bandara Hasanuddin, perjalanan dapat ditempuh
dengan waktu sekitar 30 menit.
Bila anda adalah seorang penggemar
wisata alam perbukitan yang memiliki nilai sejarah yang dipadukan dengan
pesona air terjun, maka Bantimurung adalah pilihan terbaik dan harus menjadi tujuan wisata anda berikutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar