met berkunjung

Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang

07 Februari 2017

Berlibur deng anak anak ke Danau Lido, Sukabumi Jawa Barat

Pindah Perahu

Danau Lido, terletak di Jalan Raya Bogor Sukabumi, tepatnya berada di Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Sekitar 1 jam perjalanan kalo dari Jakarta via Jalan Toll Jagorawi.

Mengunjungi Danau ini sekitar akhir Tahun 2011 bersama anak anak yang waktu itu masih kecil kecil.

Menurut cerita, Danau Lido dibuat pada zaman Belanda sekitar tahun 1898, saat Belanda membangun Jalan Raya Bogor – Sukabumi. Mereka mencari tempat untuk peristirahatan para petinggi pengawas pembangunan jalan dan pemilik perkebunan.



Danau Lido sendiri adalah danau buatan yang sumber airnya berasal dari aliran sungai dan mata air alam yang dibendung. Konon, bendungannya terbuat dari kaca berukuran tebal yang saat ini sudah tertimbun tanah yang berada di Kampung Tambakan. Danau Lido berada di sebuah lembah Cijeruk dan Cigombong. Jika dilihat dari atas, Danau Lido seperti mangkuk di kaki Gunung Gede – Pangrango. Di dekat danau ini juga terdapat air terjun Curug Cikaweni yang mengalirkan air yang sangat dingin di bahu Gunung Gede Pangrango.


Kawasan ini baru dibuka untuk umum pada tahun 1940, setelah Ratu Wilhelmina datang dan beristirahat di Lido pada tahun yang sama. Ketika itu, restoran pertama diresmikan sebagai pelengkap fasilitas kawasan wisata dan juga untuk menjamu Sang Ratu, yang saat ini bernama Oranje Lido .

Sebelah kiri bawah di pinggir Danau Lido terdapat beberapa bangunan Villa atau Cottage yang menyimpan kisah cinta romantis. Cottage tersebut didirikan oleh seorang Belanda bernama Antonius Johanes Ludoficus Maria Zwijsen, seorang Polisi yang ditugaskan oleh Pemerintah Hindia Belanda di Batavia.

Setelah bebas tugas sebagai polisi, Zwijsen bekerja di Hotel Nederlande di kawasan Gondangdia, Batavia. Saat usahanya berkembang, Zwijsen membeli sebuah hotel di daerah Harmoni dan mengembangkan usahanya dengan mendirikan penginapan di pinggir Danau Lido.



Rafli Attarqi
Pada 1935, Zwijsen bertemu seorang putri perwira polisi dari bangsanya yang bertugas di Sukabumi, Catharina anna beemster. Mereka menikah pada 1937. Dikisahkan,  Cottage ini didedikasikan untuk Anna istri tercintanya. Foto – foto keluarga pasangan Zwijsen – Anna tergantung di dinding ruang tunggu Hotel Lido saat ini.


Zwijsen dan Anna kerap menghabiskan waktu mereka di penginapan ini. Mereka acap mengundang sanak saudara, kenalan, dan berpesta di pinggir Danau Lido.  Perang dunia membuat mereka harus melepaskan Lido. Pasukan Jepang masuk dan merusak Hotel Lido sebelum kemudian direbut oleh pejuang Indonesia. Akhirnya pada 1953  Anna dan anak-anaknya pulang ke Negeri Belanda. Dua tahun kemudian, Zwijsen menyusul.

Selain Ratu Kerajaan Belanda Wilhelmina yang pernah menginap di Cottage Danau Lido pada tahun 1940,  Presiden Soekarno juga kerap beristirahat di kawasan ini. Presiden Soekarno konon menulis salah satu bukunya yang terkenal “Sarinah” yang berisi tentang sosok  perempuan Indonesia yang diidamkannya itu di kawasan wisata Danau Lido.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hubungi via :