
Setelah sekitar 15 menit meninggalkan Tomohon, jalanan menuju Bukit Kasih yang sangat mulus mulai terlihat berliku, mendaki dan harus sedikit berhati-hati jika berpapasan dengan kendaraan lain. Untuk masuk ke tempat wisata Bukit Kasih, pengunjung membayar tiket Rp.3.000, dengan tempat parkir kendaraan luas yang lokasinya dekat dengan tugu Bukit Kasih.

Toar, yang sesungguhnya adalah anak Lumimu’ut tidak mengenali ibunya yang awet muda saat ia kembali dari pengembaraannya yang berlangsung lama. Maka mereka pun saling jatuh cinta dan kemudian menikah serta melahirkan anak keturunan. Toar – Lumimu’ut dipercayai sebagai nenek moyang orang Minahasa.

Di lokasi puncak Bukit Kasih ini dibangun lima bangunan tempat ibadah berukuran sedang, yaitu gedung Gereja Katolik paling kiri, disusul Vihara, Pura yang agak ke belakang posisinya, Masjid, dan
Gereja Kristen.

Pengunjung bisa memilih dua rute untuk ke puncak. Rute sebelah kanan merupakan jalan salib dengan anak tangga curam dan sangat melelahkan untuk didaki. Atas anjuran anak-anak kecil yang menemani naik ke Bukit Kasih, kami memilih jalur yang berada di sebelah kiri yang lebih landai. Sebuah pilihan yang ternyata sangat menolong.
Tugu setinggi 22 m berdiri di tengah kaki Bukit Kasih. Tugu bersegi lima yang melambangkan agama utama di Indonesia ini pada sisinya dipahat relief dan tulisan berisikan ajaran agama. Untuk mencapai puncak Bukit Kasih itu pengunjung harus mendaki ratusan anak tangga.
Tulisan di dinding tugu Bukit Kasih itu berbunyi “Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammasam Buddhasa (Terpuji Sang Bhagava Yang Maha Suci yang telah mencapai Penerangan Sempurna), dan “Tidak melakukan segala bentuk kejahatan; Senantiasa mengembangkan kebajikan; dan membersihkan pikiran; Inilah ajaran para Buddha”.


Ketika telah sampai di tengah kami sempat ragu-ragu apakah akan melanjutkan pendakian sampai ke atas bukit atau tidak. Namun akhirnya kami terus melanjutkan pendakian, dan sampai jugalah di puncak Bukit Kasih. Ada perasaan lega dan gembira ketika telah sampai ke puncak bukit dengan pandangan yang sangat luas ke bawah.
Sayang tempat ibadahnya dikunci. Melihat sisi luarnya, tempat-tempat ibadah itu tampak sudah memerlukan perbaikan dan perawatan. Setelah diam beberapa saat di puncak Bukit Kasih, kami turun melalui jalur berbeda yang terjal. Rute ini ternyata memang berat, dengan undakan tinggi dan kemiringan tajam.
Bukit Kasih merupakan tempat yang wajib dikunjungi di Minahasa. Kecuali memiliki stamina prima, maka sebaiknya jangan memilih lintasan di sebelah kanan untuk naik ke puncak Bukit Kasih, namun pilihlah lintasan di sebelah kiri yang jauh ringan. Ada baiknya menerima tawaran anak-anak untuk menemani perjalanan selama mendaki dan menuruni Bukit Kasih, dengan memberi tips yang cukup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar