met berkunjung

Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang

23 Maret 2017

Bukit Kasih Desa Kanonang, Kawangkoan Minahasa Sul-Ut


Bukit Kasih adalah sebuah bukit indah unik yang terletak di kaki Gunung Soputan, Desa Kanonang, Kecamatan Kawangkoan, Kabupaten Minahasa, berjarak sekitar 55 km dari Kota Manado, Sulawesi Utara. Bukit Kasih yang dibangun pada tahun 2002 ini, sesuai namanya, dimaksudkan sebagai simbol bagi kerukunan dan kedamaian kehidupan umat beragama.
Setelah sekitar 15 menit meninggalkan Tomohon, jalanan menuju Bukit Kasih yang sangat mulus mulai terlihat berliku, mendaki dan harus sedikit berhati-hati jika berpapasan dengan kendaraan lain. Untuk masuk ke tempat wisata Bukit Kasih, pengunjung membayar tiket Rp.3.000, dengan tempat parkir kendaraan luas yang lokasinya dekat dengan tugu Bukit Kasih.

bukit kasih minahasaPada permukaan cadas di lereng Bukit Kasih Minahasa dipahat patung kepala Toar dan Lumimu’ut. Pembuatan patung Toar – Lumimu’ut itu kabarnya dilakukan oleh seorang seniman patung yang didatangkan dari Pulau Bali. Semasa hidupnya konon kecantikan Lumimu’ut tidak pernah berubah dan tetap berparas muda.
Toar, yang sesungguhnya adalah anak Lumimu’ut tidak mengenali ibunya yang awet muda saat ia kembali dari pengembaraannya yang berlangsung lama. Maka mereka pun saling jatuh cinta dan kemudian menikah serta melahirkan anak keturunan. Toar – Lumimu’ut dipercayai sebagai nenek moyang orang Minahasa.


Panorama alam di sekitar Bukit Kasih, yang diambil beberapa saat sebelum memasuki area wisata. Bukit Kasih tampak pada bagian kanan foto, sementara di lokasi yang lebih tinggi terlihat sebuah salib putih berukuran raksasa, dengan puncak Gunung Soputan disaput kabut pekat.
Di lokasi puncak Bukit Kasih ini dibangun lima bangunan tempat ibadah berukuran sedang, yaitu gedung Gereja Katolik paling kiri, disusul Vihara, Pura yang agak ke belakang posisinya, Masjid, dan
Gereja Kristen.

 Di area paling kanan ada gazebo setengah terbuka.
Pengunjung bisa memilih dua rute untuk ke puncak. Rute sebelah kanan merupakan jalan salib dengan anak tangga curam dan sangat melelahkan untuk didaki. Atas anjuran anak-anak kecil yang menemani naik ke Bukit Kasih, kami memilih jalur yang berada di sebelah kiri yang lebih landai. Sebuah pilihan yang ternyata sangat menolong.

Tugu setinggi 22 m berdiri di tengah kaki Bukit Kasih. Tugu bersegi lima yang melambangkan agama utama di Indonesia ini pada sisinya dipahat relief dan tulisan berisikan ajaran agama. Untuk mencapai puncak Bukit Kasih itu pengunjung harus mendaki ratusan anak tangga.
Tulisan di dinding tugu Bukit Kasih itu berbunyi “Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammasam Buddhasa (Terpuji Sang Bhagava Yang Maha Suci yang telah mencapai Penerangan Sempurna), dan “Tidak melakukan segala bentuk kejahatan; Senantiasa mengembangkan kebajikan; dan membersihkan pikiran; Inilah ajaran para Buddha”.
Lalu “Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap: Jiwa, Hati dan Akal Budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri”; “Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan”; serta “Ia yang tidak menyebabkan penderitaan bahkan mengusahakan keselamatan bagi semua mahluk, ia mendapat kebahagiaan tanpa akhir”.

Asap belerang putih tebal mengepul dari area dimana terdapat sumber air panas yang mengandung belerang. Energi panasnya sering dipakai merebus jagung dan telur, setelah terlebih dahulu dibungkus. Pengunjung biasanya merendam kaki di sumber air panas ini setelah turun dari puncak bukit.
Ketika telah sampai di tengah kami sempat ragu-ragu apakah akan melanjutkan pendakian sampai ke atas bukit atau tidak. Namun akhirnya kami terus melanjutkan pendakian, dan sampai jugalah di puncak Bukit Kasih. Ada perasaan lega dan gembira ketika telah sampai ke puncak bukit dengan pandangan yang sangat luas ke bawah.
Sayang tempat ibadahnya dikunci. Melihat sisi luarnya, tempat-tempat ibadah itu tampak sudah memerlukan perbaikan dan perawatan. Setelah diam beberapa saat di puncak Bukit Kasih, kami turun melalui jalur berbeda yang terjal. Rute ini ternyata memang berat, dengan undakan tinggi dan kemiringan tajam.
Bukit Kasih merupakan tempat yang wajib dikunjungi di Minahasa. Kecuali memiliki stamina prima, maka sebaiknya jangan memilih lintasan di sebelah kanan untuk naik ke puncak Bukit Kasih, namun pilihlah lintasan di sebelah kiri yang jauh ringan. Ada baiknya menerima tawaran anak-anak untuk menemani perjalanan selama mendaki dan menuruni Bukit Kasih, dengan memberi tips yang cukup.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hubungi via :