met berkunjung

Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang

23 Juli 2012

Kampung Makasar tentang Rumah gw


 
                   
Mirip tampak depan rumah gw dulu, cuma atapnya pake genteng                                                    

 
Umur gw waktu itu sekitar umur 6 tahun alias masih bocah tapi sudah bisa mengingat suasana dan kejadian saat itu tentang rumah gw tempo dulu sebelum digusur jalan toll Jagorawi.Sebuah jalan toll yang menghubungkan Jakarta ,Bogor dan Ciawi yang dibangun tahun 1973.
Waktu itu jarak antara rumahpun masih berjauhan satu sama lain karena diselingi oleh kebun yang luas.
Rumah gw berada dipinggir jalan yang kalo sekarang namanya terusan Jl.Dato Tonggara dan gak jauh dari Jembatan toll yang menghubungan Jl.Kerja Bhakti.
Bentuk dan arsitek rumah gw saat itu seperti rumah kebanyakan orang betawi dikampung.Berdinding bilik bambu dan beratap genteng sementara lantainya masih beralaskan tanah.
Cukup nyaman walau sederhana.Didalamnya ada dua buah kamar,ruang keluarga dan dapur yang cukup luas.Teras dibagian depan dilengkapi kursi kayu gaya betawi dan satu lagi yang gak pernah ketinggalan.bale bambu saran buat berleha leha.
Pintu berada di bagian tengah dengan dua daun pintu berjelusi yang diapit oleh dua buah jendela kayu yang juga menggunakan jelusi dengan teralis dari kayu didalamnya.
Seinget gw waktu itu gak ada kepala rusa yang digantung seperti kebanyakn rumah orang betawi.
Rumah gw menghadap ke Utara atau sebelah lor orang betawi bilang.Menghadap rumahnya Kong Haji Jelimin yang waktu itu buka warung.
Halamannya cukup luas yang ditumbuhi beberapa pohonan seperti mangga dan rambutan. 
Sementara bagian belakangnya yang berbatasan dengan tanah Nyak Nami ditumbuhi barisan pohon bambu.
Kalau di sisi kirinya adalah jalan,sisi sebelah kanannya adalah kebun yang berisi berbagai macam pepohonan mulai dari rambutan sampai dengan durian.
Ada pohon rambutan jenis aceh yang cukup besar yang tumbuh disamping rumah.Cabang dan daunnya sampai menutupi genteng dan menaungi sumur atau kamar mandi sederhana khas orang kampung di betawi.
Dahulu orang betawi kamar mandinya kebanyakan berada diluar rumah.Terpisah dengan rumah induk.
Begitu juga dengan WCnya atau yang orang betawi bilang cubluk.Terpisah dengan kamar mandinya.Biasanya lokasi cubluk ini dipinggir kebun.
Sumber air bersih masih pake sumur yang dalamnya tergantung kontur tanah.Ada yang 10 meter bahkan 20 meter.Biasanya mempergunakan timba atau kerekan untuk mengambil air dari dalam sumur.
Tetapi ada juga yang tidak menggunakan kerekan.Beberapa rumah yang sumurnya agak dalam menggunakan pengungkit dari bambu yang ujungnya dikasih beban agar ketika ambil air tidak terasa berat.

Rumah ini sekarang cuman tinggal kenangan.Lokasinya berada pas dipagar jalan toll Jagorawi dimana separuhnya kena gusur dan separuhnya tidak.Dan karena bentuknya tidak memungkinkan untuk dibangun rumah.Tanah itu akhirnya dijual sama babe gw buat nambahin biaya bikin rumah baru.

Sisa sepotong tanah gw bekas rumah yang dulu sekarang masih ada.
Tanah tempat gw dilahirkan.Tanah tempat gw maen waktu kecil.
Kampung Makasar tahun 1973





.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hubungi via :