Jalan Tol Jagorawi dibangun mulai tahun 1973 yang menghubungkan
Jakarta-Bogor dan Ciawi dengan panjang sekitar 60 km yang diresmikan
pemakaiannya oleh Presiden Soeharto pada tanggal 9 Maret 1978
Andai saja saat itu tidak ada pembangunan jalan toll Jagorawi,mungkin akan lain ceritanya dan lain kondisi kampung Makasar. Mungkin gak banyak saudarara dan handai tolan yang akhirnya secara perlahan kehilangan tali silaturahmi.Terpisah satu sama lain.
Betapa tidak.dengan dibangunnya toll Jagorawi banyak saudara dan handai tolan yang pindah.
Tergusur karena tanahnya terkena proyek pembangunan jalan toll.
Tergusur karena tanahnya terkena proyek pembangunan jalan toll.
Mereka mencari tanah yang harganya lebih murah agar dapat membelinya dan syukur syukur ada uang sisa untuk membangun rumah.
Ada yang pindah ke Cisalak,pindah ke Cibinong dan lain lain.
Menurut cerita babe gw dulu itu harga per meter tanah yang kena gusur dihargai hanya Rp.300., dan pepohonan yang besar dihargai Rp.15 rupiah.
Beruintunglah babe gw,karena selaen punya rumah dan tanah yang kena gusur,babe gw masih punya sebidang tanah sawah yang cukup luas disisi kiri jalan toll Jagorawi.
Jadi ketika kena gusur gak perlu repot repot beli tanah buat bangun rumah,tinggal manfaatin tanah yang ada saja dan uangnya buat bangun rumah yang lebih besar dan lebih baik .
Dulu itu selaen rumah dan kebun yang kena gusur.Sepetak sawah babe gw yang masih ditanami padi ,yang lokasinya sekarang ini ditengah jalan toll dekat Kali Cipinang juga kena gusur.
Kalo dipikir pikir,babe gw termasuk lebar juga ya tanahnya dan ada dibeberapa tempat.
Pembangunan jalan toll ini menabrak apa saja.Menggusur apa saja yang menghalanginya.
Yang perlu digali ya digali.Yang perlu diurug ya diurug alias ditimbun.
Seperti keberadaan sawah Ki Entong Riuh yang sekarang tepat didepan jembatan toll diatas Jl.Kerja Bhakti.
Sawah itu bisa dibilang rawa pada saat musim hujan,Tapi bisa juga dibilang lapangan karena jika musim panas,sawah tersebut bisa jadi lapangan bola dan lokasi kegiatan apa saja yang dilakukan warga sekitar
Misalnya acara tujuh belas agustus yang menampilkan panggung gembira atawa pementasan layar tancep yang pada saat itu sedang populer.
Karena dibangun jalan toll sawah Ki Entong Riuh pun akhirnya diurug/ditimbun.
Gak ada lagi tempat maen bola saat musim panas atau musim kering.
Gak ada lagi tempat mancing ikan betok saat sawah itu berubah menjadi rawa saat musim penghujan.
Sepenggal tanah Kampung Makasar akhirnya tergusur
Sepotong kisah akhirnya tinggal kenangan.
Sawah yang dulu berisi ikan betok dan suara kodok saat musim hujan.
Kini berisi lalu lalang Mercy dan BMW
( 3 Ramadhan 1433 H )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar