Biasanya setiap menjelang bulan puasa ramadhan ada satu hal yang selalu bikin terkenang.
Yaitu suasana menyambut bulan ramadhan saat masih kecil.
Ditanah betawi dulu,beberapa hari menjelang puasa biasanya ditandai dengan suara petasan yang mulai terdengar bersahut sahutan.
Sementara informasi dimulainya awal bulan ramadhan ditandai dengan suara bedug yang dipukul berulang ulang di setiap masjid yang diikuti oleh musholla atau langgar disekitarnya .
Bagi kami yang saat itu masih anak anak,menyambut ramadhan punya kesibukkan sendiri,selain sholat taraweh beramai ramai di masjid dekat rumah, yaitu bermain beleduran atau meriam.
Di Betawi dulu ada dua jenis meriam yang sering kami buat :
1.Meriam Karbit
2.Meriam Bambu
Meriam ini biasa kami bunyikan saat setelah usai sholat taraweh dan saat menjelang sahur hingga azan subuh berkumandang.
Permainan meriam ini biasanya dilakukan diarea yang kosong yaitu dilapangan atau dibelakang rumah dekat kebun yang kebetulan jarak antar rumah pada saat itu masih jauh jauh dan tidak sepadat sekarang.
Permainan meriam ini biasanya dilakukan diarea yang kosong yaitu dilapangan atau dibelakang rumah dekat kebun yang kebetulan jarak antar rumah pada saat itu masih jauh jauh dan tidak sepadat sekarang.
Kali ini gw mau cerita tentang Meriam Karbit
Meriam ini berbeda dengan meriam karbit yang ada dibeberapa daerah seperti Pontianak yang biasanya dibuat dari batang kelapa atau batang kayu yang dibelah dua.
Meriam yang kami buat ukurannya kecil saja dan pemasangannya dengan cara dipendam didalam tanah.
Meriam ini dibuat dari beberapa kaleng cat atau kaleng susu yang sudah dibolongin bagian depan dan belakangnya yang kemudian dipendam didalam tanah..Meriam ini dapat bersuara keras akibat ledakan yang ditimbulkan oleh karbit saat disulut.
Keras dan tidaknya suara meriam tergantung dari besar dan kecilnya ukuran kaleng dan karbit yang dimasukkan kedalam meriam.
Cara dan bahan bikin meriam karbit :
Bahan :
- 3 buah kaleng bekas cat / susu yang sudah dibolongin permukaan depan dan belakangnya.
- 1 buah botol plastik kecil bekas Remashon atau bekas sabun colek untuk tempat karbit
- Karbin 1 ons yang telah dipotong kecil kecil sekitar 1 cm x 1cm
- Kain bekas untuk penyumbat
- Batang bambu diameter 1 cm dengan panjang sekita 35 cm untuk tangkai tempat karbit.
- Batang bambu diameter 1 cm dengan panjang sekita 35 cm untuk tangkai tempat karbit.
Cara merakit meriam
1.Gali lubang ditanah sepanjang 40 cm dengan kedalam 7 cm dibagian depan dan 15 cm dibagian
belakang dengan lebar seukuran kaleng yang akan kita masukkan.
2.Masukkan dan susun 3 kaleng yang sudah bolong depan dan belakangnya secara rapat.
Kaleng yang disusun dipasang miring mengikuti dalam lubang yang sudah digali
3.Kaleng yang paling belakang diberi lubang sebesar 1cm untuk lubang penyulut.
Jarak lubang dari belakang sekitar 5 cm dan menghadap ke atas.
4. Kaleng yang sudah tersusun rapih ditimbun dengan tanah lempung/tanah sawah
hingga berbentuk seperti tanggul dan biarkan selama 2 hari agar kering.
5.Botol plastik untuk tempat karbit diberi tangkai dari bambu kecil.
6.Siapkan sumbat dari kain untuk menutup lubang bagian depan kaleng dengan rapat.
4. Kaleng yang sudah tersusun rapih ditimbun dengan tanah lempung/tanah sawah
hingga berbentuk seperti tanggul dan biarkan selama 2 hari agar kering.
5.Botol plastik untuk tempat karbit diberi tangkai dari bambu kecil.
6.Siapkan sumbat dari kain untuk menutup lubang bagian depan kaleng dengan rapat.
Cara menggunakannya
1.Masukkan karbit yang sudah dipotong kecil kecil kedalam botol plasti yang sebelumnya sudah diberi air
sebanyak setengah botol saja,karena jika terlalu penuh saat karbit bereaksi akan menjadi tumpah.
2.Letakkan botol yang seudah berisi karbit kedalam meriam sampai mentok ujung kaleng yang paling
belakang dan usahakan jangan sampai tumpah,tepat dibawah lubang penyulut.
3.Tutup lubang depan meriam dengan penyumbat dari kain
4.Tutup penyumbat lubang sulut.
5.Tunggu sekitar 1 menit agar karbit bereaksi dengan air dan menjadi gas yang memnuhi seluruh meriam.
6.Cabut tutup penyulut dan sulut dengan api dengan memakai batang kayu kecil yang diberi miyak tanah
7.Dan siapa siap tutup kuping....BoooOOOoooommm.....Meriam pun menggelegar.
Sekian dulu cerita tentang kenangan waktu kecil saat menyambut bulan ramadhan khususnya di Betawi.
Sekedar catatan,kegiatan seperti ini sudah tidak mungkin lagi dilakukan di Jakarta yang sudah sangat padat penduduknya,karena jika dilakukan siap siap aja kepala ente benjol karena digebukin tetangga.
Daaarrr...ddeeerr..Dooorrrr...rr..
Met puasa..
( Rabu,4 Ramadhan 1433 H )
:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar