met berkunjung

Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang

22 Juli 2012

Cerita tentang Jalan raya Bogor


   
 Ujung paling utara Jl.Raya Bogor PGC

Dulu itu kalo mau ke Bogor atawe ke Puncak,pasti lewat yang namanya Jalan Raya Bogor.
Yang gw inget dulu itu jalan rayanya cuman satu jalur tap dibuat 2 lajur.
Tahun 70an kendaraan nyang lewat juga masih sedikit.bisa diitung dengan jari.
Angkot yang lewat sini cuman Oplet atawe Austin buatan Inggris yang kerangka belakangnya terbuat dari kayu.Kalo gak kenal Oplet ya..ente bisa liat aja Sinetronnya si Doel nyang dikenekin si Mandra
dengan suara khasnya : Gandoeel..Gandoeel ..Gandooeelll..Tariikkkk..

Jalan Raya Bogor terbentang sepanjang 45 kilometer ,mulai dari Cililitan Jakarta Timur di utara hingga Bogor di sebelah selatan. Jalan raya ini merupakan sepenggal jalan tua yang legendaris, sebagai penghubung Batavia (Jakarta) dan Buitenzorg (Bogor).
Jalan ini telah ada sebelum Marsekal Herman Willem Daendels memerintahkan membangun De Grote Posweg atau Jalan Raya Pos antara Anyer sampai Panarukan yang kebetulan melewati jalur ini.

Jalan Raya Bogor sesungguhnya bukan bermula di Cililitan karena jalan ini merupakan sambungan dari Mesteer Cornelis Weg (sekarang Jalan Matraman Raya), yang selanjutnya terhubung dengan Batavia. Namun di zaman Republik jalan ini dipenggal-penggal seperti yang ada sekarang.

Masih inget kalo Nyak gw cerita,kalo mau pergi ke Mesteer pasti naek delman dari pertigaan Hek ke Mesteer yang sekarang Jatinegara.

Dahulu jalan ini merupakan akses utama dari Batavia ke Buitenzorg. Namun dengan dibukanya jalan tol Jagorawi tahun 1973 lambat laun peran jalan ini pun tergantikan, meskipun tak mengurangi volume kendaraan yang lalu-lalang di atasnya.

Dahulu, menurut cerita Baron Gustaaf Willem van Inhoff (Gubernur Jenderal Hindia Belanda yang memerintah dari 1743 sampai 1750), untuk mencapai Buitenzorg dari Batavia diperlukan waktu sekitar 4 jam melewati jalan ini.
Bahkan Marsekal Herman Willem Daendels pernah tak bisa mencapai Buitenzorg dalam waktu satu hari karena kondisi jalan yang buruk, disebabkan sungai di tepi jalan ini meluap hingga menyebabkan jalan yang dilewati bagaikan rawa-rawa.

Pada KM 34 terdapat Pasar Cimanggis, sebuah tempat yang dahulu dimiliki oleh tuan tanah yang rumahnya terletak tidak jauh dari situ. Tempat ini jaman dulu merupakan pos perhentian bagi orang-orang yang tengah melakukan perjalanan ke Buitenzorg atau Tjipanas. Di sini orang bisa beristirahat sejenak sambil mengganti kuda-kuda mereka dengan kuda yang lebih segar kondisinya. Maklum perjalanan ke Buitenzorg bukanlah hal yang mudah dikarenakan kondisi jalan yang buruk waktu itu.

Kondisi Jalan Raya Bogor saat ini memang sangat jauh berbeda dibandingkan masa lalu. Di kanan kirinya telah penuh dengan bangunan-bangunan baru dengan peruntukan sebagai rumah pribadi, kantor, pabrik maupun toko-tok,bahkan sudah ada beberapa Apartemen berdiri.. Kalaupun masih ada yang bisa dijadikan penanda masa lalu, itu adalah pohon-pohon asam tua yang masih tumbuh beberapa buah berderet di sepanjang jalan ini.
Saat ini ,diujung Utaranya ada Mall PGC Cilitan di ujung Selatannya ada Mall Jambu Dua, Bogor
Saat ini udah gak ada lagi Oplet yang lalu lalang.Udah gak ada lag Delman lewat 
Saat ini kendaraan nyang lewat udah gak bisa diitung dengan jari.

Macet dimana mana, dari ujung ke ujung.
Mulai dari Cililitan, Prtigaan Hek ,Cibubur,Pasar Cisalak.dst..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hubungi via :